29 April 2007

Tutorial interaktif

Ternyata sama lamanya membuat tutorial model animasi dengan model artikel atau buku. Kemarin selasa aku ngasih les bu ni'am lagi. Ketika aku beritahu bahwa buku yang dimiliki sebagai modal belajar PowerPoint sudah sangat memadai beliau menjawab "Gak sempat baca Dek, malah bingung. Enak langsung gini melihat kemudian praktek langsung". Ya. Setelah aku pikir-pikir juga memang benar apa yang beliau katakan. Membaca akan dibutuhkan energi lebih apalagi untuk seorang ibu dengan anak kecil yang masih rewel, belum lagi kesibukan beliau lainnya sebagai wirausaha dan pengurus sebuah organisasi yang cukup besar.

Akhirnya terbesit ide untuk membuat suatu tutorial interaktif dalam format animasi atau aplikasi flash. Sebenarnya untuk membuat tutorial semacam ini tidaklah sulit, yang dibutuhkan mungkin hanyalah program perekam layar, komputer dengan hardware dan yang cukup, karena rupanya aplikasi semacam ini akan memakan resource dan space hardisk yang banyak. Salah satu program terbaik menurutku adalah Wink dari DebugMode. Alhamdulillah versi terakhir yang dirilis saat ini sudah dapat memasukkan suara dalam projek yang dibuat. Dibanding versi sebelumnya yang sempat aku pakai sekitar dua tahun yang lalu memang sudah cukup banyak peningkatan fiturnya, namun demikian untuk interface tidak ada perbedaan yang berarti. Program lain yang juga bagus adalah Camtasia, sayang program ini tidak gratis sebagaimana Wink. Perlu diketahui bahwa, Wink, selain gratis juga cross-platform yang tersedia di lingkungan Windows dan Linux.

Nah kembali lagi ke masalah membuat tutorial untuk Bu Ni'am. Setidaknya kubutuhkan waktu lebih dari 5 jam untuk membuat satu topik tutorial yang jika dituangkan dalam tutorial artikel tidak akan lebih dari 5 halaman A4. Ya, mungkin karena banyak pertimbangannya termasuk besarnya file yang dihasilkan. Bagaimana tidak, rencananya selain untuk dipakai ngelesi juga akan aku upload di ilmukomputer.com (IKC), menyusul artikelku lainnya yang sudah di sana, nah kalau satu topik tutorial ukuran filenya sampai 4 MB bagaimana hayo, selain uploadnya lama karena koneksi internetnya suka putus-putus, juga akan memakan space yang buanyak.

Setelah perampingan sana sini akhirnya jadi juga itu tutorial dengan ukuran yang sudah cukup kecil yaitu sekitar 2,3 MB. Bagaimana hasilnya? Yah untuk saat ini belum sempat mengupload mungkin kapan-kapan saja.

24 April 2007

Tentang pH Tanah

pH adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 - 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.

Pentingnya pH tanah

pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap penyakit.

Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada Ph antara 6,0 hingga 7,0.

Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai.

Sebagai contoh, alfalfa tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 6,2 hingga 7,8; sementara itu kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbh dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.

Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut.

Herbisida, pestisida, fungsisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman juga dapat meracuni tanaman itu sendiri. Mengetahui pH tanah, apakah masam atau basa adalah sangat penting karena jika tanah terlalu masam oleh karena penggunaan pestisida, herbbisida, dan fungisida tidak akan terabsorbsi dan justru akan meracuni air tanah serta air-air pada aliran permukaan dimana hal ini akan menyebabkan polusi pada sungai, danau, dan air tanah.

Terjemahan bebas dari: About Soil pH

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang faktor pH dan aktivitas-aktivitas menyenangkan yang berhubungan dengan ph silahkan kunjungi Miami Museum of Science web site

04 April 2007

Ngilangin Virus Blue Fantasy

Tiba-tiba SMS itu datang:

Bro,gmn caranx ngilangi virus bluefantasy?

Sender:
Muklis
+62081334944xxx

Wah temanku yang satu ini aku tak tahu sekarang dia di mana jluntrungnya. Dulu dia adalah temanku sekamar kos di Malang, kuliah di ITN dan dah lulus tahun kemaren.

Saat itu juga aku replay dan mengatakan bahwa kau belum pernah dengar tuh namanya virus. Aku berjanji untuk memberikan solusi setelah lihat-lihat di alam maya dulu. Tapi aku mau praktikum saat itu jadi balasan dia lagi "OK CEPET YO, GPL" aku abaikan.

So sekarang aku sudah selesai praktikum, dan setelah browsing sebentar akhirnya aku tahu berita akan virus ini dari SuaraSurabayaDotNet dan juga dari [ITCENTER] Blue Fantasy. Kabarnya virus ini tidak berbahaya (soale aku sendiri belum ketemu nih, tapi jangan lah yao), jadi jangan panik kalau dia menyambangi komputer teman-teman. Keterangan lebih lanjut tentang virus ini dan bagaimana cara membasminya, silahkan kunjungi: http://vaksin.com/blue_fantasy.htm. Untuk Muklis santai aja ya. Tetap semangat.

29 March 2007

Lagu Kenangan

He he............ Hari Minggu tanggal 25 kemaren aku stress banget. Iseng-isneg aku buka buka folder temanku yang isinya downloadan lagu dari Multiply yang kelewat buanyak. Aku jadi kepikiran kira-kira ada gak ya lagu favoritku? Cintaku Tak Terbatas Waktu milik Annie Carera cipt. Dedi dores. Hihihihi

Hanya karena untuk memburu lagu ini aku daftar di Multiply.com. Ya Habis biasanya file-file musik disetting agar hanya member Multiply saja yang boleh download. ya apa boleh buat, padahal aku gak begitu suka sama Multiply, tak tau kenapa. Yaaa gak apa lah.

Setelah browsing sebentar akhirnya ketemu. Jadi deh aku bisa dengerin sepuas-puasnya lagu ini. Eh tau nggak ini adalah lagu pop yang pernah sukses dibawakan oleh Dedi Dores sendiri, entah taun berapa ku gak tau. Tahun 1995, kalau gak salah ya, kembali muncul lewat suara Annie Carera, waktu itu aku baru berumur 12 tahun, baru kelas 1 SMP. Hihiiiii. Awalnya aku tidak begitu suka dengan lagu pop, aku lebih suka lagu dangdut terutama lagunya Rhoma Irama, saat aku nonton klip lagu Mbak Annie ini di TV aku juga tidak begitu tertarik. Aku hanya tertarik pada latar tempat klip itu diambil, sebuah pemandangan dengan jembatan besar, yang di kanan kirinya ditumbuhi pohon-pohon besar juga, de el el de el el.......

Nah lama-lama setelah sering nonton klip lagu ini di TV (eh jangan salah ya, aku nonton TV di tetangga lhoooo) aku jadi suka sama lagu ini. Yah akhirnya tercatat dalam sejarah bahwa aku suka lagu pop pertama kali adalah lagunya Annie Carera.

Nah dalam browsing itu aku juga mencari lagunya Bragi, eh Bragi apa Bregi ya? Pokoknya itulah, aku suka lagunya yang syairnya ada "Kuuuuuuuuu panggiil namamuuuuu, disaat kusadariiii........." syukurlah ketemu. Nah saat aku nulis tulisan ini aku juga lagi stress. Syukurlah Ada lagunya Annie Carera sama Bragi.

07 January 2007

Di Kereta Api Itu

Kemarin aku kembali ke Jember. Dari Malang aku naik kereta api. Satu-satunya kereta api kelas ekonomi yang ada, KA Tawang Alun namanya. Walau kelas ekonomi yah lumayan lah, hampir sama nyamannya dengan kelas bisnis atau ekspress dari kereta lain, dan lebih nyaman lagi dibanding KA KRD yang pernah aku tumpangi sekitar 8 tahun yang lalu saat aku bolos sekolah dulu. Mungkin karena itu ya, tarifnya tidak jauh beda dengan tarifnya bus, yang hanya selisih enam ribu rupiah lebih murah.

Seperti juga di bus, pedagang asongan lalu lalang menjajakan jualannya. Ada makanan ringan berkelas ndesit seperti makanan ringanku di rumah semisal tempe goreng, ote-ote, gimbal jagung, tahu dan lain-lain, hingga makanan berat, mainan anak-anak serta beberapa alat tulis dan kantor.

Nah itu semua sudah biasa aku lihat saat naik bus-bus dihari biasanya aku melakukan perjalanan. Adapun yang menarik bagiku adalah adanya tukang sapu di sana.

Sebelum kereta berangkat, sayup-sayup aku dengar dari kursi dibelakangku

“sreek…sreek…sreek” ya rupanya adalah suara sampah bergesekan dengan lantai kereta. Seorang wanita muda muncul dari belakang kursi di mana aku duduk dengan membawa sapu bergagang pendek. Sambil membungkuk dan sesekali menyusup-nyusupkan tangan dan sapunya ke bawah kursi-kursi kereta, wanita dengan sabar menyapu sampah yang ada. Tangan kirinya membawa plastik tebal bekas tempat permen entah Relaxa atau apa. Mulut plastik itu digulung sedikit dan dipertahankan posisinya agar tetap terbuka lebar. Selanjutnya setelah menyapu sekitar kursi di mana orang-orang duduk di situ, belakangnya, samping dan depan kursi, wanita itu menyodorkan plastiknya. Tentu kita semua tahu, wanita itu bermaksud menjual jasanya, dan walaupun kita sudah menikmati jerih payahnya berupa bersihnya keadaan di sekitar kita, wanita itu tidak lantas memaksa agar jasanya dihargai dengan uang. Kadang dia sudah terima dengan hanya uluran tangan yang dikembangkan ke arahnya.

Mengingat wanita itu, aku jadi ingat dengan anak-anak kecil seusia kelas 4 SD yang pernah aku temui di pasar hewan (pasar sapi) di kotaku. Entah percaya atau tidak, aku pernah mengangankan diriku berprofesi sebagai anak-anak kecil tukang sapu di pasar hewan itu. Anak-anak itu tugasnya mirip dengan wanita di kereta itu. Membersihkan lantai truk dari kotoran sapi yang diangkut di atasnya. Kejadian itu aku saksikan di pasar hewan di kotaku saat aku ikut kakekku hendak membeli sapi di sana. Terus terang aku salut dengan anak-anak kecil itu. Waktu itu usia mereka tidak lebih tua daripada aku.

Dua pekerjaan yang dijalani oleh kedua jenis manusia itu sangatlah mulia. Walau mungkin di mata orang lain pekerjaan seperti itu amatlah hina. Ya tentu saja, aku pernah menyaksikan dosenku sendiri (sedikit dibuka ya, dosen itu mengajar aku saat aku semester satu, yang jelas bukan dosen fakultasku) mengolok-olok orang dengan profesi seperti itu. Aneh khan, disaat pekerjaan halal tidak diminati, bahkan dihina dan olok-olok; profesi haram di kejar dan dipuji.

15 July 2006

Kencan Pertamaku Dengan…

Aku mengenal komputer baru saja. Baru setelah aku masuk ke jenjang SMA. Aku bilang baru saja karena banyak ternyata teman-temanku seangkatan yang sudah mengenal komputer lebih dulu. Umumnya mereka sudah belajar komputer dari sejak SMP lewat muatan lokal yang diberikan pada masing-masing SMP di mana mereka belajar.

Saat aku SMA tersebut, aku menginjak kelas dua, tatkala aku merasakan dan makin menyadari betapa tertinggalnya diriku ini tentang teknologi yang satu ini. Kata Istilah Linux sudah tidaklah asing lagi dalam perbendaaraan pikiranku. Kata-kata ini aku kenal dari tabloid Komputek yang aku langgan tiap pekannya. Disamping makin akrab dengan istilah Linux ini, aku juga makin cemas, bagaimana tidak, sering sekali aku dapati pemberitaan bahwa Linux akan menggeser keberadaan Windows sebagai sistem operasi.

Kecemasanku tersebut bukanlah karena aku “mencintai” Windows. Bukan… bukan itu sebabnya. Kecemasanku ini lebih disebabkan karena aku baru saja belajar komputer terutama Windows. Saat itu aku berpikir bagaimana nantinya jika benar bahwa Windows akan digeser Linux seperti halnya DOS digaser oleh Windows sendiri. Rugi dong aku belajar Windows kalau pada akhirnyai ia tidak dipakai lagi oleh para pengguna komputer, tidak dipakai di kantor-kantor, dan mungkin tidak dipakai di komputer di mana aku bekerja nanti….

Aku sedih. Hal ini menilik bahwa di sekolah aku hanya diajari DOS. Di rental-rental, di warnet-warnet aku tidak pernah mendapati orang memakai DOS, yang mereka pakai adalah Windows, kemudian aku belajar Windows mati-matian dan ternyata, pada akhirnya Windows akan digusur oleh Linux. Wah gawat, percuma dong aku belajar komputer khususnya Windows. Huaa…. hua… Hiiiii…….. Heeeeee, tenang-tenang aku tidak menangis kok, hanya bercanda. Demikianlah pikiran yang terlintas dibenakku waktu itu.

Ah, aku makin terbiasa dengan pikiran konyolku tersebut. Selama SMA aku belum pernah melihat wajah Linux sekalipun, melainkan hanya di screenshot-screenshot yang ditampilakn di majalah-majalah maupun tabloid-tabloid komputer yang pernah aku baca. Tapi aku makin giat dan akrab saja belajar Windows hingga aku lulus SMA.

Lulus SMA…………….

Sebenarnya aku ingin kuliah di Fakultas Pertanian………….. Tapi aku sudah terbiasa bekerja, belajar menghidupi penghidupanku, artinya aku ingin kuliah sekaligus bekerja. OK, akhirnya keputusanku adalah belajar lebih mendalam lagi tentang komputer sekitar satu-dua tahun, baru kuliah di pertanian. Karena itu akhirnya aku merantau ke Malang………

Belum ada setahun setelah lulus,

Di awal tahun 2003, pada sebuah pameran komputer yang dilaksanakan di Gedung SAKRI -kalau tidak salah- Universitas Brawijaya (aku sudah lupa sekarang singkatan dari SAKRI), di situlah aku berkenalan dan berkesempatan memandang wajah elegan si Linux ini. Salah satu stand dalam pameran tersebut mendemonstrasikan Linux dengan salah satu komputernya yang sudah dipasangi Linux. Knoppix katanya. Ternyata begitulah wajahnya Linux, bagus sekali. Aku langsung kesengsem kepadanya. Yang membuat aku makin senang adalah kata si penjaga stand tersebut, bahwa Knoppix ini langsung bisa dijalankan dari CD, jadi tidak usah menginstall seperti di Windows, langsung saja booting dari CD, lari sudah.

Mendengar kenyataan seperti itu aku langsung merogoh uang. Katanya dengan uang 5000 rupiah saja sudah dapat dibawa pulang itu si Knoppix, tidak usah membajak Windows, atau membeli yang aslinya dengan harga selangit itu. Saat itu juga sambil menunggu aku di-bakarkan CD Knoppix oleh yang punya stand sudah aku bayangkan, betapa mesranya kencan pertamaku dengan Linux Knopping larut malam nanti. Hiiiii. jadi geli deh aku mengingatnya.

Setelah mendapatkan CD-nya aku pulang ke kos sebentar, bersama Amat, teman akrabku aku ngomong-ngomong ngalor-ngidul tentang Linux ini. Hingga akhirnya kesempatan yang aku tunggu-tunggu ini muncul. Setelah agak malam aku pergi ke rentalnya Mas Argo, dengan memakai salah satu komputer aku jalankan CD Knoppinx yang baru saja aku dapat tadi.

Deng-deng……… hatiku deg-degan untuk melihat tampilan si Knoppix ini, aku bayangkan keindahan tampilannya seperti yang didemonstrasikan di stand tadi, dan aku akan bermain-main sepuas-puasnya malam ini.

Tapi ternyata……… tampilan yang muncul di layar hanyalah layar hitam menakutkan. Ha. Aku kecewa kenapa ini terjadi……….

Oh tidak, kenyataan ini tidak seindah yang aku impikan, tidak seindah yang aku bayangkan. Aku tidak terima, aku telah dibohongi oleh si Pemilik Stand dalam pametan tadi. Sementara itu beberapa pesan yang ditampilkanyang sempat terbaca olehku adalah kurangnya memori, kurangnya space hardisk dan tidak tersedianya swap. Waduh, istilah apa lagi itu.
Pada akhirnya aku mencoba untuk bisa menerima kenyataan ini. Yah ini adalah hal yang biasa, mungkin karena komputernya tidak memenuhi syarat untuk bisa di tumpangi si Knoppix. Aku coba mengingat-ingat beberapa perintah Linux yang pernah aku dapatkan dari beberapa malajalh dan tabloid yang aku baca. Dan ternyata bisa, jadi ternyata hanya seperti DOS saja.

Akhirnya aku belajar sedikit demi sedikit tentang Linux dari layar hitam yang menyeramkan ini. Kenyataannya belajar hal-hal baru amatlah menyenangkan. Dan kenyataan yang tidak terelakkan lagi adalah bahwa kencan pertamaku dengan Linux tidak seindah yang aku bayangkan sebelumnya.

Nah, saudara-saudara semua, bagaimana kencan pertaman Anda dengan Linux? Menyenagkan atau malah mengecewakan seperti kencan pertamaku?

28 April 2006

Keindahan Yang Sirna

Kali kecil itu membujur dari utara ke selatan, terletak di sebelah barat kosku. Bayanganku, 20 tahun yang lalu mungkin masih mengalirkan airnya yang bening dan segar. Mengaliri sawah di kiri kananya, anak-anak petani mandi dan bermain gembira. Di situ terdapat dam kecil, tempat mengalihkan aliran air ke saluran yang lebih kecil ke arah lain. Tak terbayang lagi betapa besar manfaat saluran kecil itu bagi petani setempat. Kini kali itu memang masih ada, tapi sudah jauh dari apa yang aku bayangkan tersebut. Airnya sih bening, tapi bening-kehitam-hitaman. Kali itu kini sangat dagkal sekali dasarnya, banyak bertumpuk sampah di sana sini baunya pun tidak sedap. Mengenaskan sekali.

Sesaat aku teringat dengan apa yang dikatakan Pak Heru, dosenku, pengampu mata kuliah Pe-Pe-We. Beberapa puluh tahun yang lalu, saat beliau masih muda pernah mengerjakan proyek irigasi di suatu wilayah di Lumajang. Proyek itu memakan biaya yang tidak sedikit tentu saja. Diharapkan proyek itu akan mempermudah petani untuk irigasi lahan pertaniannya, memperkecil input yang harus ditanggung petani dan memperbesar pendapatannya. Lalu apa coba sekarang yang terjadi. Beliau sangat trenyuh saat akhir-akhir ini berkunjung ke sana. Saluran irigasi itu, yang dahulunya di bangun di tengah-tengah sawah kini berubah menjadi di tengah-tengah kota. Yang sangat disayangkan saluran irigasi itu kini mengenaskan nasibnya. Mungkin sama seperti kali kecil saluran irigasi di sebelah kosku.

Kukira keadaan seperti ini bukanlah sesuatu yang langka pada saat ini. Yang aku temui dan yang ditemui oleh Pak Heru mungkin adalah sebagian kecil dari sekian banyak keadaan serupa yang ada di seluruh wilayah Indonesia ini, khususnya Jawa. Salah siapakah? Entahlah, aku juga tak tau.

Suatu hari pernah aku mendengarkan wawancara di radio, sang nara sumber rupanya adalah seorang praktisi yang ada hubungannya dengan dunia pertanian dan juga lingkungan hidup, aku tak tahu secara detail siapa beliau, bagiku itu tidak penting waktu itu. Yang aku ingat hingga saat ini adalah beberapa patah kata yang diungkapkan oleh beliau pada acara tersebut. Katanya, seorang temannya yang sedang studi ke Belanda pernah menceritakan bahwa dia pernah mengetahui dokumen rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintahan Hindia Belanda seandanya Belanda masih tetap langgeng menjajah Indonesia. Intinya dokumen itu menyatakan rencana Belanda untuk menjadikan Pulau Jawa, Bali dan Madura sebagai basis pertanian, Pulau Sumatera sebagai basis industri dan pulau Kalimantan sebagai paru-paru dunia dengan melestarikan hutan tropis yang ada di sana. Hal yang demikian ini tidaklah tanpa dasar. Pemerintahan Hindia Belanda berpendapat bahwa rencana pengembangan itu sudah sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing pulau. Bagiku rencana ini sangat menggiurkan. Tapi entahlah, seandanyai rencana seperti itu terlaksana baik oleh pemerintahan Hindia Belanda (seandainya Belanda masih menjajah) maupun oleh pemerintah Indonesia apakah akan menghasilkan keadaan yang lebih baik dibandingkan keadaan saat ini.

Sebagai putra petani yang dibesarkan di tengah sawah, di bawah terik matahari, di atas ayunan gendong ibuku saat menuai padi, di atas garu-garu yang berjalan pelan ditarik sepasang sapi meratakan tanah untuk tandur padi, aku sangat sedih jika melihat keadaan yang ada saat ini. Lahan-lahan pertanian semakin sempit didesak oleh pembangunan gedung-gedung pencakar mega dan oleh perumahan-perumahan yang tidak pernah mengindahkan lingkungan. Ironisnya lahan-lahan yang dijadikan korban merupakan lahan yang subur, yang produktif, yang menyimpan potensi kehidupan bagi berjuta-juta nyawa. Memang siapa sih yang tidak ingin punya rumah di atas lahan yang baik-produktif, tersedia sumber air bersih, pemandangannya indah dan sejuta kelebihan yang lain.

Tapi lihatlah. Apa yang terjadi jika semua itu dilakukan secara berlebihan dan tanpa memperhitungkan daya dukung yang dimiliki lingkungan itu sendiri. Sekarang ini seiring dengan perkembangan perumahan-perumahan elite juga berkembang perumahan-perumahan elit (ekonomi sulit, aku mengenal istilah ini dari Pak Heru). Sekarang sudah tidak sulit lagi mencari rumah-rumah reot di berdiri miring yang ada di bantaran-bantaran sungai. Yang tidak reotpun banyak di pinggir-pinggir kali kecil saluran irigasi sebagaimana yang sudah aku gambarkan. Keadaannya pun sama, sama-sama mengenaskan, milik rakyat-rakyat yang terpinggirkan.

Aku jadi ingat nyanyiannya Iwan Fals. Aku lupa judulnya. OK tak kasih tahu ya nyanyian yang aku maksud. Demikianlah beberapa patah syairnya:

Kambing sembilan motor tiga bapak punya
Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya
Sampai saat tanah moyangnyaku
Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota
Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar langkah hewan bernyanyi

Iwan tentu sudah melihat keadaan itu sebagaimana yang digambarkan dalam nyanyiannya sejak dua puluh atau tiga tahun yang lalu, saat nyanyian itu diciptakan. Yang membuat aku sedih (semoga saudara juga merasakan hal yang sama) adalah bahwa keadaan seperti ini semakin menjadi. Jikalau kita menyadari, keadaan kita tidak semakin membaik namun malah semakin memburuk. Mungkin yang bisa bisa kita lakukan saat ini adalah memulai segalanya dari diri sendiri. Mengendalikan diri sendiri kadang kita masih sulit, apalagi orang lain. Melakukan hal-hal baik yang memang semestinya kita lakukan merupakan langkah pertama dan utama yang harus ditempuh. Siapa tahu perbuatan baik yang kita lakukan dapat membawa manfaat bagi lingkungan dan menjadi contoh bagi individu-individu yang lain. Memang tidak kelihatan sekaligus saat ini hasilnya. Tapi sepuluh-duapuluh-tigapuluh tahun kemudian, saat oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang saat ini sedang menguasai dunia dan digantikan oleh kita yang saat ini masih muda, dunia kita akan menjadi lebih baik. Amiiin

Benar nggak?